09 January 2015

Sosialisasi Gerhana Matahari Total 2016

Komunitas dan Lembaga Astronomi Indonesia akan Sosialisasikan Gerhana Matahari Total 2016

Komunitas dan Lembaga Astronomi Indonesia akan Sosialisasikan Gerhana Matahari Total 2016

Ditulis 5 Jan 2015 pukul 16:43 | Dilihat: 1443

Fenomena Gerhana Matahari Total (GMT ) yang akan melintasi langit Indonesia pada 9 Maret 2016 aman disaksikan oleh masyarakat luas asalkan mematuhi pedoman. Untuk memberikan edukasi dan informasi mengenai GMT beserta cara-cara mengamatinya, komunitas dan lembaga astronomi di Indonesia terjun langsung ke daerah-daerah yang dilintasi GMT.


Salah satu komunitas yang akan melakukan peran aktif itu adalah Langit Selatan. Komunitas astronomi ini, pada 2007, mendirikan media online yang memuat informasi mengenai astronomi dan fenomena-fenomena alam yang banyak menyita perhatian masyarakat.

“Masyarakat sangat tertarik, kami ingin mereka mengetahui informasi-informasi yang akurat mengenai fenomena alam seperti oposisi Mars dengan Bumi, Venus melintasi Matahari,  termasuk GMT ini,” kata Avivah Yamani, pendiri Langit Selatan.

Terkait dengan GMT 2016, sejauh ini yang telah dilakukan oleh Langit Selatan adalah melakukan sosialisasi lewat website. Dengan dukungan Kementerian Pariwisata, selanjutnya akan dilakukan survey di Ternate pada Maret atau April mendatang untuk memastikan keadaan medan pengamatan GMT. Kota Ternate di Provinsi Maluku Utara, dipilih karena termasuk kota yang paling lama dilintasi GMT 2016 yakni 2 menit 45 detik.

“Sebenarnya kota yang paling lama dilintasi GMT ada di wilayah Halhamera Timur (3 menit 17 detik), selanjutnya GMT akan melewati Samudera Pasifik dan daratan yang paling lama dilewati adalah Mikronesia (4 menit 30 detik), namun kami memilih Ternate karena daerah tersebut memiliki sarana akomodasi yang memadai untuk wisatawan juga nantinya,” lanjut Avivah.

Kegiatan yang dicanangkan oleh Langit Selatan dalam rangka GMT antara lain adalah memberikan sesi edukasi untuk masyarakat Ternate berupa pengenalan astronomi sebagai gerbang ilmu sains dan sosial sains, memberikan edukasi tentang pengamatan gerhana, mengadakan workshop pembuatan alat-alat sederhana untuk mengamati gerhana, dan juga pengamatan langsung saat terjadinya gerhana.

Selain Langit Selatan, menurut Avivah, terdapat segenap komunitas dan lembaga yang turut berperan aktif dalam sosialisasi tersebut, diantaranya Himpunan Astronomi Amatir, Himpunan Mahasiswa Astronomi ITB, observator Indonesia, LAPAN (Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional), Planetarium, serta beberapa komunitas di Jogjakarta dan Surabaya yang sedang giat-giatnya melakukan kegiatan astronomi di lapangan. Lokasi kegiatan menyebar di seluruh kota yang dilintasi oleh GMT seperti Palembang dan Palu.

“Umumnya setiap lembaga astronomi di Indonesia bertanggung jawab atas edukasi mengenai GMT kepada masyarakat, mereka biasanya melakukan seminar terkait dengan fenomena alam yang akan berlangsung, ada juga yang mengadakan festival sains seperti Planetarium,” tambahnya.


No comments:

Post a Comment